Nama
|
Rivaldy
Oktaveryanto
|
NPM
|
27213846
|
Kelas
|
3EB11
|
Jurnal 1
Topik
|
DAMPAK
PENERAPAN PENGENDALIAN INTERNAL TERHADAP PENCEGAHAN FRAUD PENGADAAN BARANG
|
Tujuan
Penelitian
|
menganalisis
dampak pengendalian internal dalam pencegahan kemungkinan penyimpangan dalam
proses pelelangan.
|
Teori
|
Konsep Pengendalian
Internal
Pengertian
pengendalian internal telah mengalami perubahan baik dalam konsep maupun komponen-komponennya sesuai dengan perkembangan dunia bisnis
yang semakin kompleks.Pada awal perkembangannya pengendalian internal
diartikan sebagai internal cek.Internal cek dengan konsep kesamaan hasil melalui
pencocokan catatan dari dua bagian atau lebih. Sebagaimana diungkapkan American Institute
of Certifield Public Accountant (AICPA) yang dikutip
Moller & Witt (1999; 81) menjabarkan definisi pengen- dalian internal
sebagai berikut:
"Internal
control comprises the plan of organization and all of the coordinate methods
and measures adopted within a business to safeguard its assets, check the accuracy
and reliability of its accounting data, promote operational effIciency, and encourage adherencp
to prescribed managerial
policies"
Pengendalian
internal yang terdapat dalam perusahaan tidak hanya mencakup kegiatan akuntansi
dan keuangan saja tetapi meliputi segala aspek kegiatan perusahaan.
Pengendalian
internal dapat digunakan untuk:
1.
Menjaga
keamanan harta milik perusahaan;
2.
Memberikan
keyakinan bahwa laporan - laporan yang disampaikan kepada pimpinan adalah
benar;
3.
Meningkatkan
efisiensi usaha; dan
4.
Memastikan
bahwa kebijakan - kebijakan yang telah ditetapkan oleh pimpinan telah dijalankan
dengan baik.
Pengendalian
internal mencakup lima komponen dasar kebijakan prosedur yang dirancang
manajemen untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan tertentu
perusahaan dapat dipenuhi. Arens (2004; 273) mengemukakan bahwa:
"Internal
control includes five categories of controls that management design and
implements to provide
reasonable assurance that manage-ment's control objectives win be met.
These are caned component of internal control and are:
1.
Control
Environment;
2.
Risk
Assessment,
3.
Information and
Communication;
4.
Control Activities,
5.
Monitoring.
Konsep Pencegahan
Fraud Pengadaan Barang
Menurut
Hall (2001), fraud menunjuk pada penyajian fakta yang bersifat material
secara salah yang dilakukan oleh satu pihak ke pihak lain dengan tujuan untuk
membohongi dan mempengaruhi pihak lain untuk bergantung pada fakta tersebut,
fakta yang akan merugikannya dan berdasarkan hukum yang berlaku, suatu
tindakan yang curang (fraudulent act) harus memenuhi lima kondisi ini:
1.
Penyajian
yang salah. Harus terdapat laporan yang salah atau tidak diung-kapkan;
2.
Fakta
yang sifatnya material. Suatu fakta harus merupakan faktor yang substansial
yang men- dorong seseorang untuk bertindak;
3.
Tujuan
Harus terdapat tujuan untuk menipu atau pengetahuan bahwa laporan tersebut
salah;
4.
Ketergantungan yang
dapat dijustifikasi. Penyajian
yang salah harus merupakan factor yang substansial yang menyebabkan pihak
lain merugi karena ketergantungannya;
5. Perbuatan
tidak adil atau kerugian. Kebohongan tersebut telah menyebabkan
ketidakadilan atau kerugian bagi korban fraud.
Fraud
terjadi pada dua tingkatan, yaitu fraud pegawai dan fraud manajemen. Adalah
penting untuk membedakan antara kedua jenis fraud ini karena tiap jenis
memiliki tanggung jawab dan implikasi yang berbeda bagi auditor. Pertama,
Fraud pegawai atau fraud oleh pegawai non-manajemen, biasanya ditujukan
untuk langsung mengkonversi kas
atau aktiva lainnya untuk keuntungan pegawai tersebut. Pada umumnya, pegawai
tersebut mengakali perusahaan untuk kepentingan pribadinya. Jika suatu
perusahaan memiliki sistem pengen-dalian internal yang efektif, kebangkrutan
atau penggelapan uang dapat di-deteksi atau dihindari. Fraud pegawai biasanya
melibatkan tiga langkah:
1.
Mencuri
sesuatu yang berharga (sebuah aktiva),
2. Mengkonversi
aktiva tersebut ke bentuk yang dapat digunakan (kas), dan
3. Menutupi
kejahatannya agar tidak diketahui. Langkah ketiga sering kali merupakan hal
yang paling sulit. Langkah ini mungkin relatif mudah bagi petugas
administrasi gudang untuk mencuri persediaan dari gudang perusahaan, tetapi mengubah catatan
persediaan lebih menantang.
Kedua, Fraud
manajemen lebih tersembunyi dan
membahayakan daripada fraud pegawai dan seringkali lolos dari deteksi sampai
organisasi tersebut menderita kerugian atau kerusakan yang tidak dapat
diperbaiki. Treadway Commision tentang
Pelaporan Kecurangan Keuangan mengamati bahwa pada tingkat makro,
manajemen dapat terlibat dalam kegiatan kecurangan untuk men-dapat- kan harga
saham yang lebih tinggi atau penawaran utang atau hanya untuk memenuhi harapan
para investor sedangkan pada tingkat mikro biasanya dapat melibatkan data keuangan
yang dilaporkan secara salah dan melaporkannya untuk mendapatkan kompensasi
tambahan, untuk mendapatkan promosi, atau untuk melarikan diri dari hukuman
karena kinerja yang buruk.
Fraud manajemen biasanya terdiri
atas tiga karakter ini:
1.
Fraud
ini dilakukan pada tingkat manajemen di atas tingkat manajemen di mana
struktur kontrol internal biasanya berkaitan;
2. Fraud
ini biasanya melibatkan penggunaan laporan keuangan untuk menciptakan ilusi
bahwa entitas lebih sehat dan lebih makmur dari kenyataannya;
3.
Jika
fraud tersebut melibatkan pernyataan aktiva secara salah, ia biasanya dikelilingi oleh
transaksi bisnis yang kompleks, yang sering kali melibatkan
pihak ketiga.
Tujuan utama
pencegahan fraud adalah untuk meng-hilangkan sebab- sebab munculnya
fraud.Menurut Amrizal (2004:3) fraud sering terjadi apabila:
1.
pengendalian
internal tidak ada atau lemah atau dilakukan dengan longgar atau tidak
efektif;
2.
pegawai
diperkerjakan tanpa memikirkan kejujuran dan integritas mereka;
3.
pegawai
diatur, dieksploitasi dengan tidak baik,
disalahgunakan atau di-tempatkan dengan tekanan yang besar
untuk mencapai sasaran dan tujuan keuangan;
4.
Model
manajemen melakukan fraud, tidak efisien dan atau tidak efektif serta tidak
taat pada hokum dan peraturan yang berlaku;
5.
pegawai
yang dipercaya memiliki masalah pribadi yang harus dipecahkan, masalah
keuangan, masalah kesehatan
keluarga, gaya hidup
yang berlebihan;
6.
industri
di mana perusahaan menjadi bagiannya memiliki sejarah atau tradisi terjadinya
fraud.
Pencegahan
fraud pada umumnya adalah aktivitas yang dilaksanakan dalam hal penetapan
kebijakan, sistem dan prosedur yang membantu bahwa tindakan yang diperlukan
sudah dilakukan dewan komisaris, manajemen, dan personil lain dalam perusahaan
untuk dapat memberikan keyakinan memadai dalam mencapai tujuan organisasi yaitu:
Efektivitas dan efisiensi operasi, keandalan laporan keuangan, dan kepatuhan
terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
|
Metode
Penelitian
|
Penelitian
ini merupakan penelitian eksplanatory untuk mendapatkan kejelasan fenomena
yang terjadi secara empiris (realword) dan berusaha untuk mendapatkan jawaban
(verificative) hubungan kausalitas antar variabel melalui pengujian hipotesis
(Singarimbun dan Effendi, 1995), yakni penelitian ini hanya berlaku pada
rumah sakit pemerintah dan swasta di Kota Bandung). Periode waktu yang
digunakan adalah cross section (Sekaran, 2003). Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1.
lingkungan
pengendalian, Penilaian Risiko, Kegiatan
Pengendalian, Informasi dan Komunikasi serta
Pemantauan sebagai variabel X 1
, variabel X 2 , variabel X 3 , variabel X 4 dan variabel X 5 ;
2.
Pencegahan
Fraud Pengadaan Barang variabel Y. Variabel-variabel yang akan diukur dalam
penelitian ini terkait dengan sikap, pendapat dan persepsi maka tipe skala
yang digunakan adalah skala Likert. Untuk setiap pertanyaan atau
pernyataan dari setiap variabel diberi nilai skor dari yang
terendah hinggi tertinggi secara berturut-turut diberikan nilai 1, 2, 3, 4, 5
Unit
analisis adalah satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian
(Suharsimi Arikunto, 2002).Berdasarkan pengertian tersebut, maka
unit analisis dalam penelitian ini rumah sakit pemerintah dan swasta di kota
Bandung. Responden dalam penelitian ini adalah23 direktur keuangan pada rumah
sakit pemerintah dan swasta di kota Bandung. Pada penelitian ini hipotesis
pengaruh penerapan lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan
pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan terhadap pencegahan
fraud pengadaan barang diuji dengan mengguna-kan metode Analisis Jalur (Path
Analysis). Variabel lingkungan pengendalian,
penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan
komunikasi, serta pemantauan sebagai variabel bebas dan variabel pencegahan
fraud pengadaan barang sebagai variabel
terikat.
|
Hasil
Penelitian
|
Pengaruh Lingkungan
Pengendalian, Penilaian Resiko, Kegiatan Pengendalian, Informasi dan
Komunikasi serta Pemantauan terhadap Pencegahan Fraud Pengadaan Barang secara
Simultan
Hipotesis
yang menyatakan bahwa lingkungan pengendalian, penilaian resiko, kegiatan
pengendalian, informasi dan komunikasi serta pemantauan secara bersama-sama
berpengaruh terhadap pencegahan
fraud pengadaan barang telah terbukti melalui pengujian hipotesis yang
telah dilakukan.
Dengan
kata lain dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dari lingkungan pengendalian, penilaian
resiko, kegiatan pengendalian,
informasi dan komunikasi serta pemantauan terhadap pencegahan fraud pengadaan
barang, sedangkan dari perhitungan koefisien determinasi (R Square)diperoleh nilai
sebesar 0,694. Hasil ini berarti bahwa ada kontribusi sebesar 69,4% dari
variabel bebas (lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian,
informasi dan komunikasi, serta pemantauan) dalam menjelaskan pencegahan
fraud pengadaan barang, sedangkan sisanya 30,6 % (100% - 69,4 %) dijelaskan
oleh variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini, misalnya saja
variabel yang berkaitan dengan kualitas informasi akuntansi, internal audit,
intellectual capital atau akuntansi keperilakuan.
Pengaruh Lingkungan
Pengendalian, Penilaian Resiko, Kegiatan Pengendalian, Informasi dan
Komunikasi serta Pemantauan
terhadap Pencegahan Fraud Pengadaan Barang secara Parsial
Pada
pengujian hipotesis ini, hipotesis yang menyatakan bahwa lingkungan
pengendalian, penilaian resiko, kegiatan pengendalian, informasi
dan komunikasi serta pemantauan secara parsial berpengaruh
terhadap pencegahan fraud pengadaan barang telah terbukti melalui pengujian
hipotesis yang telah dilakukan. Untuk melihat pengaruh penerapan pada
lingkungan pengendalian terhadap pencegahan fraud pengadaan barang digunakan
hasil koefisien jalur. Hasil perhitungan koefisien jalur dengan menggunakan analisis
jalur diperoleh nilai koefisien ρyx 1 sebesar 0,253> 0 dan berarti H 0
ditolak.
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa, lingkungan pengendalian berpengaruh
terhadap pencegahan fraud pengadaan barang. Artinya semakin baik lingkungan
pengendalian maka akan meningkatkan pencegahan fraud pengadaan barang,
sedangkan hasil perhitungan koefisien jalur yang dilakukan pada variabel
penilaian resiko, diperoleh nilai koefisien ρyx 2 sebesar 0,356> 0 dan berarti H 0 ditolak.
Dengan demikian bahwa, penilaian resiko berpengaruh terhadap pencegahan fraud
pengadaan barang. Artinya semakin baik penilaian resiko maka akan
meningkatkan pencegahan fraud pengadaan barang.
|
Kesimpulan
|
Terdapat
pengaruh pada penerapan lingkungan pengendalian, penilaian resiko, kegiatan pengendalian,
informasi dan komunikasi serta pemantauan baik secara parsial maupun simultan
terhadap pencegahan fraud pengadaan barang. Berdasarkan pembahasan
yang telah dijelaskan sebelumnya maka dalam penelitian ini ada beberapa saran
yang dapat dikemukakan, yakni:
pertama
yaitu dalam variabel kegiatan pengendalian memiliki skor/nilai yang rendah.
Oleh karena itu disarankan kepada rumah sakit pemerintah dan swasta untuk
memaksimalkan kegiatan pengendalian karena mempunyai peranan yang penting dalam
mencegah fraud pengadaan barang.
Kedua yaitu untuk
variabel informasi dan komunikasi, memiliki skor/nilai yang rendah karena
pemberdayaan SDM untuk melaksanakan kegiatan informasi dan komunikasi belum
maksimal dilaksanakan dan juga adanya ketidaksesuaian jurusan/pendidikan pada
jabatan yang dipegang. Oleh karena itu disarankan kepada rumah sakit
pemerintah dan swasta agar pemberdayaan SDM dilakukan dengan baik dan tepat
sasaran.
Dan yang
ketiga adalah kepada seluruh komponen yang ada di rumah sakit dapat
memahami tugas dan wewenang masing-masing, sehingga tugas dan
tanggungjawabnya dapat dijalankan sesuai dengan aturan dan ketentuan yang
berlaku, dan tidak ada pihak-pihak yang merasa dirugikan, seperti merasa
dimata-matai dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.
|
Komentar : Jurnal akuntansi yang pertama ini
menggunakan bahasa yang cukup mudah untuk dipahami, akan tetapi ada juga istilah-istilah
yang sulit untuk dimengerti. Informasi yang
disajikan sudah cukup lengkap dan terperinci.
Posting Komentar